Pada sisi Demand, apa yang menjadi alasan seseorang untuk membeli mata uang asing?
Ada 3 (tiga) alasan utama, yaitu: jalan-jalan dan berwisata, perdagangan, yakni membeli barang dan jasa negara lain, dantujuan investasi, baik itu investasi keuangan asing seperti pembelian aset keuangan dalam mata uang negara lain, maupun berupa investasi riil seperti membangun sebuah pabrik baru di luar negeri.
Perubahan salah satu saja dari 3 komponen tersebut bisa mengubah Demand mata uang asing (gbr1).
Sebagai
contoh, terjadi peristiwa Hollywood memblok film-film layar lebar yang
pembuatannya di New Zealand. Bagaimana jika peristiwa itu mengakibatkan
turis-turis yang pergi ke New Zealand mendadak meningkat. Para turis
tersebut akan memerlukan dolar New Zealand sehingga Demand mata uang New Zealand meningkat (gbr2).
Demikian pula jika perusahaan-perusahaan Amerika Serikat memutuskan untuk membangun pabrik di New Zealand yang disebut investasi riil, ataupun membeli aset keuangan dalam dolar New Zealand (disebut investasi keuangan), maka permintaan dolar New Zealand juga akan meningkat.
Selanjutnya, mari kita lihat peningkatan mata uang New Zealand dalam grafik. Apa yang terjadi dengan nilai dolar New Zealand jika lebih banyak turis yang berkunjung ke sana, ataupun lebih banyak perusahaan Amerika Serikat yang berinvestasi?
Seperti komoditas lainnya, ketika permintaan dolar New Zealand meningkat berarti nilainya pun meningkat. Kita lihat nilai tukar mata uang yaitu dolar Amerika Serikat (US$) per dolar New Zealand (NZ$) meningkat (gbr5). Ini disebut dengan apresiasi dolar New Zealand.
Jadi, perubahan pada Demand mata uang akan berdampak pada nilai tukar mata uang. Bagaimana dengan perubahan dari penawaran (Supply)?
Menurut anda, siapa yang mengontrol penawaran mata uang asing?
Jawabnya adalah pemerintah asing.
Jika Amerika Serikat ingin menaikkan nilai mata uangnya, pemerintahnya perlu menurunkan penawaran dolarnya, sebaliknya jika ingin menurunkan nilai dolarnya, penawaran dolar Amerika Serikat (US$) akan ditingkatkan.
Mengapa sebuah negara mau memanipulasi nilai mata uangnya sendiri?
Saya beri anda satu contoh. Anggap anda itu seorang produsen perabot kayu di Amerika Serikat yang pemerintahnya sedang menetapkan proteksi hutan tempat burung hantu. Artinya anda tidak dapat memperoleh kayu secara domestik. Oleh karena itu, anda akan menghubungi pabrik kayu Kanada dan memesan kayu. Pabrik Kanada mangatakan bahwa bahwa biaya kayu yang anda pesan adalah sebesar CAN$50.000,-.
Saya tidak tahu keadaan anda, tetapi saya sendiri tidak memiliki satu dolar Kanada pun dalam rekening bank saya. Di sinilah saatnya exchange rates itu masuk. Jika saya dapat mengetahui harga satu dolar Kanada (CAN$1), maka saya bisa tahu nilai CAN$50.000,-. Harga satu dolar Kanada (CAN$1) terhadap dolar Amerika Serikat (US$) adalah nilai tukar mata uang (US$/CAN$).
Kemudian saya cek nilai tukar dolar Amerika Serikat per dolar Kanada pada tanggal 7 April 2010 di www.xrates.com dan menemukan bahwa CAN$1 itu setara dengan US$0,998.
Jika CAN$1 harganya adalah US$0,998, berapa harga dari CAN$50.000?
Jawabnya, anda harus mengeluarkan biaya US$49.990,- untuk mengimpor kayu Kanada.
Mari kita melihat mundur perjalanan waktu selama 20 tahun sebelumnya dan perhatikan bahwa CAN$50.000 yang sama untuk membeli kayu Kanada. Menurut anda tahun berapa yang paling anda sukai untuk membeli kayu Kanada?
Walaupun pabrik kayu Kanada melihat nilai
CAN$50.000 itu sama selama 20 tahun, tetapi Amerika Serikat melihat ada
perubahan harga impornya. Itu yang disebut sebagai perubahan nilai tukar
mata uang.
Ketika dolar Kanada (CAN$) mengalami depresiasi
maka kayu Kanada lebih murah, menyebabkan impor AS meningkat. Di sisi
lain dolar Kanada (CAN$) mengalami depresiasi atau US$ semakin kuat
secara relatif terhadap CAN$ (apresiasi).
Ketika konsumen Amerika Serikat sedang menikmati
dolarnya yang sedang menguat dan dapat membeli banyak barang Kanada,
sebaliknya konsumen Kanada melihat dolar dan barang Amerika Serikat lebih mahal.
Kanada akan mengimpor lebih sedikit produk Amerika
Serikat ketika dolar Kanada sedang melemah. Lemahnya dolar Kanada bagus
untuk keseimbangan perdagangan Kanada, artinya ekspor Kanada meningkat
dan impor menurun. Pada waktu yang sama, keseimbangan perdagangan
Amerika Serikat memburuk, mereka lebih banyak mengimpor daripada
mengekspor.
Dampak nilai mata uang terhadap keseimbangan
perdagangan tersebut membuat saya mengulangi pertanyaan saya sebelumnya,
kenapa sebuah negara mau memanipulasi nilai mata uangnya sendiri?
Sekarang anda sudah tahu jawabannya. Jika sebuah
negara dapat menjaga nilai mata uangnya tetap rendah, maka harga produk
negaranya menjadi murah dan produk asing menjadi mahal. Hal itu bagus
untuk keseimbangan perdagangan.
Amerika Serikat mengklaim China sejak dekade pertama abad
ke-21, di mana China menjaga nilai mata uangnya tetap rendah untuk
mempertahankan keseimbangan perdagangan yang menguntungkan negaranya.
cukup menarik untuk disimak :D
BalasHapusGunting Sjafruddin adalah kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Syafruddin Prawiranegara, Menteri Keuangan dalam Kabinet Hatta II, yang mulai berlaku pada jam 20.00 tanggal 10 Maret 1950.
BalasHapusMenurut kebijakan itu, "uang merah" (uang NICA) dan uang De Javasche Bank dari pecahan Rp 5 ke atas digunting menjadi dua. Guntingan kiri tetap berlaku sebagai alat pembayaran yang sah dengan nilai setengah dari nilai semula sampai tanggal 9 Agustus pukul 18.00. Mulai 22 Maret sampai 16 April, bagian kiri itu harus ditukarkan dengan uang kertas baru di bank dan tempat-tempat yang telah ditunjuk. Lebih dari tanggal tersebut, maka bagian kiri itu tidak berlaku lagi. Guntingan kanan dinyatakan tidak berlaku, tetapi dapat ditukar dengan obligasi negara sebesar setengah dari nilai semula, dan akan dibayar empat puluh tahun kemudian dengan bunga 3% setahun. "Gunting Sjafruddin" itu juga berlaku bagi simpanan di bank. Pecahan Rp 2,50 ke bawah tidak mengalami pengguntingan, demikian pula uang ORI (Oeang Republik Indonesia).
Kebijakan ini dibuat untuk mengatasi situasi ekonomi Indonesia yang saat itu sedang terpuruk--utang menumpuk, inflasi tinggi, dan harga melambung. Dengan kebijaksanaan yang kontroversial itu, Sjafruddin bermaksud sekali pukul menembak beberapa sasaran: penggantian mata uang yang bermacam-macam dengan mata uang baru, mengurangi jumlah uang yang beredar untuk menekan inflasi dan dengan demikian menurunkan harga barang, dan mengisi kas pemerintah dengan pinjaman wajib yang besarnya diperkirakan akan mencapai Rp 1,5 miliar.
Dalam Sanusi, sistem ekonomi kapitalis adalah suatu sistem ekonomi dimana kekayaan yang produktif terutama dimiliki secara pribadi dan produksi terutama dilakukan untuk dijual.
BalasHapussebenarnya yang menenentukan nilai tukar ini siapa ya?
BalasHapusbisa kah menentukan sendiri nilai tukar mata uang kita?
apakah tindakan gunting sjafruddin bisa diberlakukan sekarang ini? ya untuk mengangkat nilai tukar rupiah thd mata uang asing
Hapus